Senin, 16 Januari 2012

PEMERIKSAAN FISIK Head to-to dan pemeriksaan persistem


Tugas individu


kddk
pemeriksaan head to-to dan pemeriksaan persistem

logo uin.JPG

Oleh :

                         Nama             : HARDA WIJAYA
                                  Nim                : 70300110043
            Kelas          : KEPERAWATAN_B

jurusan keperawatan
fakultas ilmu kesehatan
universitas islam negeri Makassar
2011


PEMERIKSAAN FISIK Head to-to
1.       Pemeriksaan fisik kepala
Tujuan pengkajian kepala adalah mengetahui bentuk dan fungsi kepala. Pengkajian diawali dengan inspeksi kemudian palpasi
Cara inspeksi dan palpasi kepala
1.   Atur pasien dalam posisi duduk atau berdiri  bergantung pada kondisi pasien dan jenis pengkajian yang akan dilakukan)
2.   Bila pasien memakai kaacamata, anjurkan untuk melepasnya
3.   Lakukan inspeksi yaitu dengan memperhatikan kesimetrisan wajah, tengkorak, warna dan distribusi  rambut, serta kulit kepala. Wajah normalnya simetris antara kanan dan kiri. Ketidaksimetrisan wajah dapat menjadi suatu petunjuk adanya kelumpuhan / paresis saraf ketujuh
bentuk tengkorak yang normal adalah simetris antara bagian frontal menghadap kedepan dan bagian parietal menghadapa kebelakang. Distribusi rambut sangat bervariasi pada setiap orang dan kulit kepala normalnya tidak mengalamai perdangan, tumor, maupun bekas luka/ sikatriks.
4.   Lanjutkan pengkajian dengan palpasi untuk mengetahui keadaan rambut, massa, pembengkakan, nyeri tekan, keadaan tengkorak dan kulit kepala. Palpasi tulang tengkorang pada bayi juga dilakukan dengan tujuan mengetahui ukuran fontanel.

2.      Pemeriksaan fisik Telinga
Inspeksi dan palpasi
a.    Bantu pasien dalam posisi duduk. Pasien yang masi anak-anak dapat diatur duduk di pangkuan orang lain.
b.   Atur posisi anda duduk menghadap sisi telinga pasien yang akan dikaji.
c.    Untuk pencahayaan, gunakan auriskop, lampu kepala, atau sumber cahaya yang lain sehingga tangan anda dapat bebas bekarja.
d.   Mulai amati telinga luar, periksa ukuran, bentuk, warna, lesi, dan adnya massa pada pinna.
e.    Lanjutkan pengkajian palpasi dengan cara memegang telinga dengan ibu jari dan jari telungjuk.
f.    Palpasi kartilago telinga luua secara sistematis yaitu jaringan lunak, kemudian jaringan keras, dan catat bila ada nyeri.
g.   Tekan bagian tragus ke dalam dan tekan pula tulang telinga di bagian daun telinga. Bila ada peradangan, pasien akan marasa nyeri.
h.   Bandingkan telinga kiri dam telinga kanan.
i.     Bila diperlukan lanjutkan pengkajian telinga bagian dalam. Latihan pengkajian telinga bagian dalam harus dibawah pengawasan instrutur yang berpengalaman dan menguasai teknik pengkajian telinga bagian dalanm.
j.     Pegang bagian pinggir daun telinga/heliks dan secara perlahan-lahan tarik daun telinga keatas dan kebelakang sehingga lubang telinga menjadi lurus dan mudah diamati. Pada anak-anak, daun telinga ditarik kebawah.
k.   Amati pintu masuk lubang telinga ada perhatikan ada atau tidaknya  peradangan, pendarahan ,atau kotoran.
l.     Dengan hati-hati masukkan otoskop yang menyala kedalam lubang telinga.
m. Bila letak otoskop sudah tepat, arahkan mata anda pada eyepiece.
n.   Amati adanya kotoran, serumen, peradangan, atau adana benda asing pada dinding lubang telinga.
o.   Aamati bentuk, warna, pransparansi, kilau, perporasi, atau adanya darah, cairan, pada membang timpani.
Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan
a.    Atur posisi [asien berdiri membelakangi anda pada jarak sekitar 4,5-6 meter.
b.   Anjurka pasien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.
c.    Bisikkan suatu bisingan (mis, tujuh, enam).
d.   Beri tahu pasien untuk mengulangi bilangan yang didengar.
e.     Periksa telingah yang diseblahnya dengan cara yang sama.
f.    Bnbingkan kemampuan mendengar pada telinga kanan dan kiri pasien.


Cara pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan arloji
a.    Pegan sebuah arloji di samping telinga pasien.
b.   Minta pasien menyatakan apakah dendengar detak arliji.
c.    Pindah posisi arliji perlahan-lahan jenjauhi telinga dan minta pasien menyatakan bila tidak dapat mendengar lagi detak arloji tersebut. Normalnya detak arloji masi dapat didengar sampai jarak sekitar 30 cm dari telingah.
d.   Bandangkan telinga kanan dan kiri.
Cara pemeriksaan pendengaran dengan garpu tala
1.      Pemeriksaan partama (rinne)
·         Vibbrasikan garpu tala.
·         Letakkan garpu tala pada mostaid kanan pasien.
·         Anjurkan pasien untuk memberi tahu sewaktu tidak merasakan getaran lagi.
·         Ankat garpu tala dan pegang di depan teli kanan pasien dengan posisi garpu tala paratel terhadap lubang telinga luar pasien.
·         Anjurkan pasien untuk memberi tahu apakah masi mendengar getaran garpu tala atau tidak. Normalnya suaragataran masi dapat didengar karena kondasi kondusi udarahlebih baik dari pada kondusi ulang.
2.      Pemerisaan kedua (weber)
·         Ibrasikan garpu tala.
·         Letakkan garpu tala ditengah-tengah puncak kepala pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar